Everything You Need to Know Before Visiting China
NIHAOOO!!
Bagi kamu yang belum pernah berkunjung ke negara Republik Rakyat China (RRC), akan terasa sedikit menegangkan tentunya dengan semua kabar yang beredar tentang China dan 'keunikannya', terutama tentang betapa mandirinya China dalam semua hal, termasuk lepas dari jangkauan Google dan banyak aplikasi internasional lain yang sudah menjadi backbone support semua international traveller!
Worry not, setelah menghabiskan lebih dari seminggu di China, rupanya Mainland tidak semenakutkan itu dan akan menjadi top 5 negara yang bisa banget diulangi lagi untuk next trip!
Pastinya jika ini kali pertama kamu akan berkunjung ke negeri panda, perlu memerhatikan beberapa hal yang menurutku cukup esensial agar bisa survive di negara non-English speakers (literally amat sangat sangat sedikit orang yang bisa berbahasa Inggris -- yang dasar sekalipun) ini:
- Kewajiban mendaftar visa pariwisata atau bisa memilih gratis visa transit hingga 240 jam. Bagi kita para pemegang paspor hijau, sejak pertengahan Juni 2025, kini sudah bisa transit sekaligus plesiran di China tanpa perlu ribet ngurus visa, bahkan sampai 240 jam atau kurang lebih 10 hari! Cek semua ketentuannya disini.
- Penggunaan E-SIM dengan VPN. Sejak tahun 2010, penggunaan Google dan aplikasi bawaannya sudah ditutup atau di-banned oleh pemerintah China. Sehingga berbagai aplikasi terutama search engine dan media sosial yang sudah familiar dengan kita para traveller, tentunya tidak bisa diakses apabila hanya menggunakan wifi atau sim card dari China, kecuali dengan settingan VPN tertentu. Untuk mempermudah, cukup beli E-SIM aja dari Indonesia yang sudah dilengkapi pengaturan VPN secara otomatis! Kemarin kita coba beli E-SIM di keranjang oranye, cukup 128k IDR untuk kapasitas 10 GB selama 10 hari. Kalau kurang, bisa juga langsung beli selama disana, karena cara pemakaiannya gampang banget dan layanan CS-nya fast response juga (no sponsor iniπ€π)
- Wajib hukumnya mengunduh Google Translator app atau aplikasi penerjemah lainnya. Jika sudah punya internet yang bisa menunjang aplikasi Google, usahakan juga unduh mobile app translator-nya ya! Tidak semua orang China bisa menggunakan bahasa Inggris, jadi kalau kita tidak bisa berbahasa Mandarin, jangan coba-coba survive disana tanpa penerjemah hehe. Aplikasi ini juga akan dipakai high frequently thanks to its microphone feature. Selain penerjemah, bisa juga menggunakan Google Lens untuk scanning semua tulisan berbahasa Mandarin.
- Gunakan AMAP untuk aplikasi pengganti Google Maps. Berkebalikan dengan translator app-nya, untuk navigasi peta, sayangnya kita belum bisa mengandalkan Google, karena hampir 90% pasti akan kesulitan mencari alamat disini hehe. Pakai aplikasi dari China, AMAP, semua lokasinya lebih up to date termasuk berbagai moda perjalanan juga ada. Untuk pengguna ios, Apple Map juga masih bisa digunakan disini.
Aplikasi AMAP - Cashless everywhere! Pakai ALIPAY atau WECHAT sebagai master aplikasi e-wallet yang akan menjadi handy selama perjalananmu di China. Dari puluhan (atau ratusan?) transaksi yang kita lakukan selama jalan-jalan di China, hanya ada 1x aja yang menggunakan uang tunai, itupun pengecualian karena saat itu mesin pembayaran (waktu itu buat foto ala-ala koran jadul) tidak menerima Alipay, sedangkan Wechat sedang error. Semua toko, warung, tiket bus kota, bahkan ojek hanya menerima sistem Alipay atau Wechat saja. Jadi pastikan kalian sudah registrasi aplikasi ini sebelum keberangkatan ya. Pengalaman pribadi sih, kalau Wechat lebih sulit digunakan karena hanya menerima dari bank yang juga buka di China. Alipay lebih fleksibel dan UI-nya pun lebih mudah dioperasikan. Untuk kedua aplikasi ini, juga terkoneksi ke layanan taksi online favorit warlok (dan turis), Didi! Jadi bisa kemana-mana point to point tanpa perlu lost in translationπ gampang banget, dan hitungannya cukup murah sih Didi ini, apalagi kalau kita ramean.
Tampilan aplikasi Alipay dan Wechat - Bagi turis muslim, sangat mudah mencari makanan halal atau yang biasa disebut QINGZHEN. Qingzhen diartikan "yang jelas dan benar" dalam etimologi China, mungkin ini maksudnya merujuk ke halalan thoyyiban yaa dalam konteks halal di Islam. Meskipun secara persentase populasi muslim di China masih dibawah 3%, tapi secara angka dan persebarannya cukup banyak, atau sekitar 20-25 juta muslim banyak bermukim di kota-kota besar China, biasanya dari suku Hui atau Uyghur. Selain utamakan riset terlebih dulu, di ruas-ruas jalanan kota besar juga sering ditemukan restoran dengan logo hijau Qingzhen seperti ini:
logo Halal Qingzhen Berbagai macam restoran dan outlet makanan Halal Qingzhen - Pastikan powerbank-mu sudah memiliki logo CCC atau siap-siap disita saat pemeriksaan barang di bandara! Sesuai aturan yang berlaku di China, khusus powerbank, wajib memenuhi standar keselamatan elektronik yang sesuai atau China Compulsory Certification. Kemarin aku pakai dari JETE yaa.
Contoh powerbank dengan logo CCC - Just enjoy the trip, no need to overthink (especially about what internet says about toilet lol). Like, seriously guys, it isn't that bad haha. Jujur untuk toilet, China bersaing ketat dengan Eropa ya (iykwim). Jumlahnya ga perlu diragukan karena banyak banget toilet umum disini. Kebanyakan toilet adalah kloset jongkok tanpa bidet, air, maupun tisu kering. Untuk tombol flush-nya biasanya diinjak. Jadi bagi kita Indonesian perlu mempersiapkan bidet portable dan segala perlengkapan tisu-nya hehe. Jika pergi ke area Yunnan, terlebih Kunming, barulah kalian bisa bertemu dengan kloset berbidet. Tapi so far (Alhamdulillah) nggak menemukan yang aneh-aneh sih. Jadi keep positive mind aja ya untuk satu hal ini haha.
Comments
Post a Comment