[GoT] Kematian Jon Snow?

"For the watch ..."
Merupakan cuplikan yang sedang booming di kalangan penggemar serial Game of Thrones (GoT). Untuk para pembaca buku tentunya sudah tak asing dengan kalimat dari final chapter di buku kelima A Song of Ice and Fire (ASOIAF) karya George R.R. Martin ini. Kalimat yang diucapkan berkali - kali oleh sebagian anggota Night's Watch/Garda Malam saat melakukan penusukan terhadap Jon Snow, yang tidak mendukung keputusan Jon Snow sebagai Lord Commander, yang menyelamatkan kaum wildlings dari serangan White Walkers/The Others/Makhluk Lainnya. Adegan ini menimbulkan banyak pertanyaan baik di buku, maupun pada serial HBO. Aksi penusukan Jon Snow oleh para Saudara Malam ini menyisakan tubuh Jon yang tampak mati dan berlumuran darah serta salju musim dingin.

Mungkinkah Jon Snow benar - benar mati?




S I A P A K A H  J O N  S N O W ?
Sebelum dapat berspekulasi, jika kita telusuri dari sekian serial ASOIAF, karakter Jon Snow merupakan karakter major/utama dalam buku tersebut. Jon sendiri memiliki banyak POV di hampir semua buku ASOIAF (kecuali A Feast for Crows, namun tetap banyak digambarkan melalui POV karakter lain).

Jon Snow dibesarkan dalam keluarga Stark dan sebagai seorang Northener/orang Utara yang berpegang teguh dengan kehormatan dan kewajiban. Jon diperkenalkan sebagai anak haram dari Lord Eddard Stark, Lord of Winterfell Warden of North. Jon sangat mengagumi sosok ayahnya, meskipun ia selalu terluka mengingat ketidaktahuannya mengenai identitas ibu kandungnya. Ayahnya tidak pernah berkenan menceritakan tentang siapakah ibu kandungnya. Jon sendiri juga sangat akrab dengan saudara - saudari tiri Stark-nya. Ia sangat akrab dengan Robb dan Arya Stark. Selain karena usia yang tidak terpaut begitu jauh, Robb merupakan teman bermain pedang Jon. Sedangkan Arya, adik perempuan tirinya yang tomboy, memang memiliki beberapa kemiripan secara fisik dan dekat sejak kecil dengan Jon. Jon menyayangi kelima saudara - saudari tirinya seperti saudara kandung sendiri, walaupun ibu tirinya, Lady Catelyn Stark, selalu membedakan kasih sayangnya terhadap Jon dan tidak bisa mencintai Jon sepenuh hatinya.

Jon memiliki pandangan yang tanggap dan jeli. Ia merupakan sosok yang berani dan cerdas. Tumbuh dengan status 'anak haram' membuatnya sadar akan kedudukannya. Ia tidak akan bisa mendapatkan kehormatannya sendiri jika tetap berada di lingkungan Stark dan Winterfell. Walaupun ia sangat menyayangi keluarganya saat ini, ia tetap merasa terbayang - bayangi. Oleh karena itu ia memutuskan untuk mengikuti jejak paman tirinya, Benjen Stark, adik Lord Eddard, untuk mengabdi pada 7 Kerajaan dengan bergabung sebagai salah satu anggota Night's Watch atau Garda Malam di The Wall/Tembok Besar di perbatasan Utara. Sifatnya yang gigih dan jujur, ditambah kemampuannya berkuda dan berpedang yang sangat baik, menjadikannya mentor dan pemimpin/Lord Commander di Night's Watch/Garda Malam.


Bahkan sampai akhir penusukan oleh para Saudara Malam/Night's Brothers, Jon tetap tidak mendapatkan gambaran sama sekali mengenai identitas ibu kandungnya. Bahkan untuk para pembaca ASOIAF dan penonton GoT, hanya bisa menduga - duga.
Beberapa sumber dari luar mengatakan bahwa mungkin ibu dari Jon Snow adalah Lady Ashara Dayne atau Wylla, seorang perawat. Namun ada pula yang berpandangan bahwa ibu dari Jon adalah seorang putri nelayan di Lembah/Vale/Eyrie yang membantu Lord Eddard dalam awal masa pemberontakan Baratheon menyeberang. Dalam buku maupun serial HBO, hanya ada beberapa ungkapan tersirat mengenai sosok ibu Jon Snow. Hanya ada satu orang yang mengetahui kebenaran tersebut, dan orang itu pun sudah meninggalkan dunia, Lord Eddard sendiri.

Gambaran tersirat mengenai sosok ibu kandung Jon Snow yang terdapat di buku ASOIAF maupun serial GoT, antara lain terdapat pada dialog Lord Eddard dan Lady Catelyn serta pandangan/vision Daenerys saat berada di House of Undying, Qarth.


"Never ask me about Jon...He is my blood and that is all you need to know." - ucapan Lord Eddard pada Lady Catelyn-
Kata my blood - darahku, menegaskan bahwa Jon Snow benar adalah seorang Stark. Namun darah Stark bukan hanya dari seorang Eddard Stark bukan?

"Whoever Jon's mother had been, Ned must have loved her fiercely, for nothing Catelyn said would persuade him to send the boy away. It was the one thing she could never forgive him. She had come to love her husband with all her heart, but she had never found it in her to love Jon. She might have overlooked a dozen bastards for Ned's sake, so long as they were out of sight. Jon was never out of sight, and as he grew, he looked more like Ned than any of the trueborn sons she bore him. Somehow that made it worse." - Lady Catelyn POV-
Kasih sayang Lord Eddard pada Jon bahkan tidak kurang dari cintanya pada anak - anaknya sendiri. Pernyataan Lady Catelyn yang heran dengan tindakan suaminya tersebut yang membuatnya sakit hati, ia berpikiran bahwa ada wanita lain yang amat dicintai suaminya selain dirinya, hingga tak kuasa untuk meninggalkan Jon.

Apabila dilihat dari karakter Lord Eddard yang menjunjung tinggi kehormatan dan kesetiaan, apakah mungkin bahwa ia memiliki anak di luar pernikahan sahnya? Yang mana artinya dapat menyakiti hati istri sahnya.


R + L = J ?
Jika ditarik garis sejarah ke belakang, Jon masih sangat bayi saat Lord Eddard membawanya kembali ke Winterfell seusai Pemberontakan Baratheon terhadap Dinasti Targaryen di King's Landing (Ibukota 7 Kerajaan). Sejak saat itu ia tidak membuka mulutnya sedikitpun mengenai siapa sesungguhnya bayi itu dan hanya mengklaim bahwa Jon Snow(nama Jon diambil dari sahabatnya di lembah/Vale/Eyrie, Jon Arryn, sedangkan nama Snow lazim diberikan untuk anak - anak haram di Utara) merupakan anak haramnya.

Mengingat kembali, penyebab meletusnya Pemberontakan Baratheon yaitu mengenai Lady Lyanna Stark. Saudari Eddard yang sudah dijanjikan untuk Robert Baratheon, putra sulung Klan Baratheon, dinyatakan menghilang dari Winterfell, dan dilansir diculik/ dibawa lari oleh Pangeran Rhaegar Targaryen. Akibat peristiwa tersebut, Klan Baratheon yang tidak bisa menerima, bersama dengan Klan Stark dan Klan - klan pengikutnya, melaksanakan pemberontakan terhadap Dinasti Targaryen. Alasan kuat lain dalam pemberontakan tersebut, yakni kekejaman dan kegilaan Raja Aerys II Targaryen.
Masih belum dapat dipastikan alasan 'penculikan' Lyanna oleh Rhaegar. Rhaegar sendiri dikenal sangat mencintai Lyanna, meskipun ia telah menikah dengan Elia Martell, seorang Putri dari Dorne yang memang dijanjikan untuk menikah dengannya. Sosok Lyanna sendiri ragu akan tunangannya, Robert Baratheon. Lyanna menyatakan keraguannya kepada kakaknya, Eddard, di malam pertunangannya. Ia mengatakan bahwa Robert merupakan tipe laki - laki yang tidak bisa hidup hanya dengan satu wanita saja, dan ia mengatakan bahwa menurut isu Robert telah memiliki anak haram di Lembah, bernama Mya Stone. 

Pada saat terjadinya Pemberontakan Baratheon di King's Landing, Rhaegar membawa Lyanna ke Tower of Joy beserta salah seorang Kingsguardnya. Dan saat terjadi perang di Trident, Mad King/Raja Gila/Aerys II, memanggil putra sulungnya, Rhaegar, untuk berperang. Mad King menitahkan pada dua Kingsguardnya untuk menyusul Rhaegar ke Tower of Joy. Memenuhi panggilan Sang Raja, Rhaegar meminta untuk ketiga Kingsguardnya tinggal untuk menjaga Lyanna, sementara ia menuju Trident dan akhirnya dikalahkan oleh Robert Baratheon.
Disini timbul pertanyaan, untuk apa Rhaegar meminta ketiga Kingsguardnya menjaga Lyanna? Tentunya Lyanna merupakan hal yang amat penting bagi Rhaegar, yang di saat bersamaan ia tidak menjaga istrinya, Elia dan putranya, Aegon, yang pada akhirnya pun dibunuh oleh Robert. Tentunya terdapat fakta yang sangat penting di balik penjagaan Lyanna tersebut.
Di waktu yang bersamaan dengan Pertempuran Trident, Eddard Stark yang sudah tiba di Tower of Joy bersama Howland Reed, sahabat Eddard, berhasil menembus penjagaan tiga Kingsguard, dan menemukan Lyanna di kolam bersimbah darah. Hal ini diyakini hanya berupa kiasan dari tempat tidur dan persalinan yang Lyanna jalani. Eddard yang masih dapat melihat Lyanna hidup walaupun sekarat, diminta menjanjikan sesuatu oleh adiknya tersebut, sebelum Lyanna menghirup nafasnya yang terakhir.



"Promise me, Ned..." - Permintaan Lyanna kepada Ned/Eddard Stark -
Eddard merupakan orang yang sangat menepati janji. Sampai saat ini, masih abu - abu di benak pembaca buku ASOIAF, terkait hal apakah yang dijanjikan Eddard kepada Lyanna.

Nah, jika ditarik benang merah antara janji Eddard dan bayi Jon Snow yang dibawanya pulang usai dari medan perang, mungkinkah bahwa Jon Snow merupakan bayi yang dilahirkan oleh Lyanna dan merupakan putra Rhaegar? Hal tersebut membuat penjagaan Lyanna oleh Kingsguard masuk akal. Penjagaan itu diperlukan karena akan lahir seorang bayi yang akan menjadi penerus tahta besi(Iron Throne) dan Dinasti Targaryen nantinya.

Keyakinan akan adanya seorang bayi yang merupakan 'The Prince Who Was Promised' atau Pangeran yang Dijanjikan, yang menurut Ramalan Blackfyre kuno, merupakan Raja di Tahta Besi(Iron Throne) yang mempersatukan dunia di bawah panji Targaryen, keyakinan ini dipegang teguh oleh Klan Targaryen dan pengikutnya. Aegon yakin bahwa Pangeran yang Dijanjikan akan lahir dari keturunan Aerys II dan Rhaenys. Sedangkan Rhaegar yakin Pangeran yang Dijanjikan, bukanlah dirinya, melainkan anaknya. Dalam mimpinya, satu - satunya anaknya, Aegon, mati terbunuh dan justru melihat sosok putra keduanya. Keturunan Targaryen sangat percaya dengan kemampuan penglihatan masa depan mereka. Oleh karena itu, Rhaegar menculik Lyanna, menyulut api peperangan, meninggalkan Lyanna dan Jon di Tower of Joy beserta penjagaan ketiga Kingsguardnya, sehingga ia bisa mati dalam damai di Pertempuran Trident.

Selain pada kisah Lord Eddard Stark, sosok asli Jon Snow sedikit disiratkan pada penglihatan masa depan Daenerys di House of Undying. Pada buku ASOIAF kedua : A Clash of King dikisahkan bahwa dalam penglihatan Daenerys, ia melihat sesosok laki - laki yang mirip dengan mendiang kakak keduanya, Viserys, namun lebih tinggi dengan mata yang lebih gelap, yang sedang berbicara dengan seorang wanita yang sedang menggendong bayi,
"Aegon…What better name for a king…He is the prince that was promised, and his is the song of ice and fire"; 
dan saat mata lelaki tersebut bertemu dengan mata Daenerys, dia mengucapkan, "There must be one more…The dragon has three head."
Perkataan ini bagai mengutip istilah yang terkenal di kalangan Targaryen, yakni naga - naga Targaryen yang berkepala tiga. Naga yang dimaksud Rhaegar adalah Aegon, puteranya, Daenerys, dan anak ketiga yang ia maksud. Hal ini semakin menambah satu lagi bukti pendukung bahwa adanya putera Rhaegar yang lain dengan wanita lainnya.

Sedangkan pada serial HBO S02E10, adegan penglihatan Daenerys di House of Undying ditampakkan sebagai ruangan aula utama The Red Keep/ Benteng Merah, Kastil Raja di King's Landing, yang diselimuti salju (re: snow), dan adanya lorong di aula tersebut menuju ke Gerbang Utama di The Wall/ Tembok Besar di Utara. Penglihatan tersebut dapat diartikan sebagai pewaris tahta adalah Jon Snow, dilihat dari salju di aula The Red Keep, dan keberadaannya di Tembok Besar saat ini. 

Sehingga menurut beberapa teori yang terkenal, Jon Snow bukan hanya sebagai karakter major, melainkan karakter utama dan representasi dari kisah ini, sebagai A Song of Ice(Ice/es melambangkan Klan Stark - dari garis ibunya/Lyanna Stark) and Fire(Fire/api melambangkan Klan Targaryen - dari garis keturunan sang ayah/Rhaegar Targaryen).




J O N  S N O W ' S  R E B O R N  A S  A Z O R  A H A I
Kembali pada penusukan Jon Snow oleh Saudara Malamnya, baik dalam buku maupun serial HBO, tidak ada kalimat tersurat bahwa Jon telah meninggal. Sehingga, tidak ada salahnya menganggap nasib Jon belum berakhir, dan masih abu - abu. Banyak spekulasi mengenai bagaimana Jon tetap bertahan hidup atau dihidupkan kembali. Beberapa sumber percaya bahwa kehadiran Melissandre di The Wall bukanlah kebetulan. Ia dipercaya memainkan sosok yang membawa Jon kembali ke kehidupan. Anggapan lainnya yaitu dengan kemampuan warg Jon. Jon melakukan warg kepada Ghost, direwolfnya sesaat sebelum 'kematian'nya. Dan anggapan lainnya adanya peran dari Bloodraven untuk menghidupkan kembali Jon.



Jika kita masih dengan teori sebelumnya, yang menganggap Jon Snow merupakan putera Targaryen, tentunya tidak bisa dijauhkan dari adanya sosok naga. Kelahiran naga sendiri, berasal dari pengorbanan manusia. Baik kedua ibu Jon Snow maupun Daenerys Targaryen telah memberikan pengorbanan mereka untuk melahirkan keduanya. Salah satu dari kedua individu ini pun diyakini sebagai Azor Ahai, atau sosok yang dapat menyelamatkan dunia dari kegelapan. Kelahiran Azor Ahai yang sempat disinggung oleh Melissandre, diiringi dengan asap dan garam. Daenerys 'terlahir kembali' bersama naga - naganya, setelah pembakaran jasad suaminya, Khal Drogo, dan tumpahnya air mata Daenerys. Sedangkan pada versi Jon Snow, asap dan garam diwakili oleh darahnya yang tertumpah di atas es(menimbulkan asap) saat terjadi penusukan, serta air mata Bowen Marsh. Namun lagi - lagi kedua kejadian ini masih berupa teori yang masih abu - abu. Pada keyakinan Melissandre sendiri, ia percaya bahwa Stannis Baratheon adalah Sang Azor Ahai, meskipun pada penglihatannya mengenai Azor Ahai, ia (Melissandre) hanya dapat melihat salju/Snow.

Selain itu, kita juga diyakinkan dengan pernyataan Sam Tarly, sahabat Jon di Tembok Besar,
"He always comes back."
Berkali - kali Jon Snow meninggalkan Tembok Besar namun ia selalu kembali.
Kali pertama saat ia berniat bergabung dengan saudara tirinya Robb Stark, dan menyelamatkan sang ayah. Namun ia tetap kembali setelah disusul oleh saudara - saudara malamnya.
Kali kedua saat ia berstatus seorang Wildling yang memanjat Tembok Besar bersama pasukan Tormund Giantsbane dan Ygritte. Namun ia tetap kembali ke Tembok Besar.
Kali ketiga saat ia bernegosiasi dengan Mance Ryder yang kemudian dibubarkan oleh Pasukan Stannis.
Kali keempat ketika ia telah menyelamatkan ribuan Wildling di Hardhome dari sergapan White Walkers/The Others/Makhluk Lainnya.
Kali kelima? Besar kemungkinan ia akan kembali.





(dari berbagai sumber)

Comments

Post a Comment

Popular Posts