Dynamics and Stability Class : Week #6
Tak terasa sudah enam minggu berjalan masa perkuliahan semester genap ini. Materi kuliah pun mulai terasa sulit. Tugas dan kuis mulai berdatangan dan saling tindih, saling meminta perhatian dan prioritas. Belum lagi padatnya kegiatan non-akademik, berupa organisasi (HIMATEKTRO: Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro) dan laboratorium (Lab. Konversi Energi B101 atau yang populer dengan nama KE) yang tak kalah pentingnya.
Hari demi hari terlewati dengan kesibukan yang sama. Kuliah, nugas, belajar, makan, mandi, tidur, itu saja. Yah namanya juga mahasiswa :D
Sama seperti hari yang sudah - sudah, hari ini pun, Selasa 17 Maret 2015, sudah kulalui dengan kegiatan yang sama. Menghadiri kelas Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah pukul 7 tadi pagi, lalu mengikuti kelas Dinamika dan Stabilitas Tenaga Listrik siang harinya, pukul 1.
Materi kelas Dinamika dan Stabilitas Tenaga Listrik siang ini tetap tidak jauh dari kata matriks. Persamaan state space masih menjadi bahasan. Bentuk kanonik Jordan merupakan sub topik hari ini. Materi yang semakin mendalam dan mulai rumit ini ditekankan oleh Prof. Imam Robandi, agar semakin serius dalam belajar, berusaha, dan berdoa. Memperkaya wawasan dari luar buku pun jangan sampai ketinggalan. Seperti belajar dari dunia maya dan berlatih software, khususnya MATLAB. Tak lupa pula empat nomor tugas, beliau selipkan sebagai pekerjaan rumah hari ini.
Tak seperti biasanya, kelas tadi siang, berlangsung singkat, selama kurang lebih satu jam saja. Namun bukan berarti dalam waktu sesingkat itu, tidak ada nilai yang biasa ditanamkan oleh beliau. Seperti biasanya, pertemuan dengan beliau selalu sarat dengan nilai kehidupan yang beliau bagi kepada para mahasiswanya.
Hari ini beliau banyak bercerita mengenai sepenggal kisah hidupnya yang beliau habiskan di negeri sakura. Bagaimana beliau mengamati kehidupan Jepang dan seluk beluknya, bagaimana beliau bergaul dengan orang - orang disana. Sungguh senang rasanya, mendengar cerita beliau. Rasanya seperti turut serta dalam cerita tersebut.
Salah satu kisah unik yang beliau bagi, mengenai Islam di salah satu kota yang sempat didiaminya selama beberapa waktu, Tottori. Tottori merupakan salah satu kota di Jepang yang jarang mengandung penduduk muslim. Malah saat pertama beliau disana, hampir tidak ada yang memeluk agama Islam.
Iwai, seorang lelaki pegawai toko, penduduk Tottori, merupakan salah seorang teman beliau. Ia bukanlah seseorang yang lahir dalam keluarga muslim, namun ia memeluk agama Islam saat bertemu dengan beliau. Rasa kagum yang nyata, beliau pancarkan saat bercerita mengenai sosok Iwai. Ia (Iwai) termasuk muallaf yang masih mempelajari agama, namun semangat beribadahnya tidak kalah dari muslim - muslim lainnya. Iwai amat rajin sholat Jumat dan mencintai masjid. Kegigihannya tersebut yang menginspirasi Prof. Imam untuk memberikannya nama baru, salah satu Asma'ul Husna, yaitu Malik Iwai. Iwai sendiri sangat ringan tangan. Ketulusannya untuk membantu beliau dan manusia lainnya, beliau ceritakan kepada kami untuk menginspirasi kehidupan kami. Seolah ada pesan tersirat yang mengatakan, "Kamu yang mengenal agama Islam duluan jangan sampai kalah dengan seorang muallaf seperti Iwai dalam beribadah!"
Begitulah sosok Prof. Imam Robandi yang tak pernah luput menyampaikan nilai - nilai kehidupan. Well, kami tunggu petuah - petuah berikutnya, Pak !
Comments
Post a Comment