Short Escape to Sydney
SYDNEY! (cr: dokumen pribadi) |
Menjadi kota terbesar di benua kangguru, Sydney menjadi salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan selama berada di Australia. Ibu kota negara bagian New South Wales (NSW) ini memiliki kecantikan yang patut dinikmati. Seperti Melbourne (klik disini untuk cek cerita terkait Melbourne), Sydney menawarkan berbagai objek wisata dan hiburan mulai dari warisan alam maupun pojok-pojok modern. Kali ini dalam kesempatan singkat selama 3 hari, saya melanjutkan perjalanan ke kota yang terkenal dengan Opera House-nya ini.
Pertama tiba di Sydney, untuk menuju pusat kota dari Sydney Airport (SYD), tersedia dua jenis jalur transportasi umum, yakni dengan menggunakan kereta maupun bus. Meskipun lajur berjalan menuju terminal dalam bandara cukup jauh dan Sydney Airport merupakan bandara tersibuk di Australia, tidak perlu khawatir ketinggalan tumpangan karena keduanya beroperasi sejak pukul 5 pagi hingga tengah malam, 7 hari dalam seminggu. Bisa menggunakan T8 Airport South Line jika berangkat dengan kereta, dan Route 400 dengan bus menuju Bondi Junction. Agar lebih jelasnya, kita bisa menggunakan fitur Trip Planner dari situs resmi milik pemerintah NSW, transportnsw.info untuk mengetahui rekomendasi rute dan transportasi umum yang bisa diambil. Menurut saya pribadi, saya paling suka menggunakan bus, karena selain transportasi umum milik pemerintah dengan tarif paling rendah, bus Sydney juga tersedia dalam berbagai rute dengan jumlah yang banyak, dan sangat tepat waktu loh, sesuai dengan jadwal yang tertera pada situs di atas dan setiap halte. Yes, pada setiap halte terdapat nomor bus yang akan lewat atau berhenti, lengkap dengan jam-jam estimasi kedatangan. Namun, pada beberapa kesempatan, saya anjurkan kita tetap melambaikan tangan jika melihat bus yang akan dinaiki mendekat. Eh rupanya hal ini normal dilakukan oleh semua orang loh. Pernah beberapa kali, saya yakin aja bus A berhenti di halte saya. Tapi mungkin karena halte sepi dan saya diam saja menunggu, bus itu mangkir pergi haha. Duh kecewa.
Btw, untuk dapat menaikinya, kita diharuskan membeli kartu Opal for visitors, sebagai e-money card untuk transportasi umum di negara bagian NSW. Kartu ini mudah dibeli dan diisi ulang di banyak toko atau minimarket, baik di dalam maupun di luar bandara. Cukup melakukan top up sebesar 35 AUD dari bandara, kartu ini akan berpindah tempat ke kantong kita. Untuk informasi lebih detail mengenai kartu ini, bisa dicek disini ya guys. Jika kalian hanya ingin sesekali saja menaiki transportasi umum, membeli tiket sekali jalan juga bisa dilakukan kok, langsung beli di driver ya!
Pemberhentian pertama kami adalah Haymarket. Daerah di bagian selatan CBD (Central Business Disttrict) ini merupakan pusat Chinatown di Sydney. Disini kita bisa menemukan banyak kedai dan kafe yang memanjakan lidah Asia, mulai masakan China, Jepang, hingga Vietnam. Area ini cukup ramai sehingga populer juga dengan flat-flat yang disewakan. Berbeda dengan area harbour, kawasan ini menawarkan pilihan penginapan yang masih cukup terjangkau, sekitar 80-100 USD tiap malam untuk 2 orang. Jika berada disini, tak ada salahnya mampir ke Paddy's Market, atau pasar serba ada yang sekilas mirip dengan Queen Victoria Market yang berada di Melbourne. Ingin mencari sayur dan buah segar? Kiwi, strawberry, dan lain lain? Cinderamata murah bertuliskan Sydney? Butuh tambahan koper? Yup, disini semuanya ada!
Untuk menuju area ini, stasiun dan terminal terdekat adalah Central Railway Station yang cukup berjalan kira-kira sepuluh menit saja, kita sudah bisa menemukan blok-blok pertokoan ramai yang mengitari Paddy's Market. Atau dengan light rail yang langsung bisa turun di depan bangunan tersebut. Anyway! Jika Melbourne terkenal dengan tram-nya, Sydney punya light rail yang tak lain adalah kereta dengan jalur khusus yang membelah perkotaan yang berfungsi seperti tram, dengan kapasitas dan kecepatan yang lebih tinggi. Untuk mengaksesnya, cukup dengan menggunakan kartu Opal saja. Namun, tarif light rail ini masih sedikit lebih mahal dibandingkan dengan bus.
Omong-omong tentang stasiun sentral ini, berada dalam sebuah gedung kuno dengan arsitektur khas bergaya Victoria, memiliki puluhan peron untuk menaiki kereta dan light rail. Bisa dibayangkan kan betapa luasnya? Sampai-sampai untuk menuju antar peron, kita harus melewati terowongan bawah tanah. Selain untuk transportasi internal Sydney, stasiun ini juga melayani rute antar kota antar negara bagian loh. Jika kalian adalah newbie, tidak perlu khawatir takut kesasar, karena papan penunjuk peron cukup informatif dan jelas, berikut juga dengan jadwal keberangkatan kereta setiap tujuan. Kereta dua lantai juga tersedia untuk rute dalam kota. Namun, untuk jarak yang sama, tarifnya bisa hampir dua kali lipat dari tarif bus. Meski sedikit pricey, kereta double decker Sydney perlu dicoba setidaknya satu kali.
Bagi kalian yang senang menikmati suasana taman, Sydney memiliki banyak taman umum yang cukup bersih dan rindang. Salah satunya yang ada di Haymarket ini, Belmore Park. Berada di seberang stasiun sentral, taman ini sering dipergunakan untuk ajang berkumpul selama pergantian musim, festival, demo, dan lain sebagainya. Jika kalian sedang berada disini saat musim gugur, bisa banget coba berkunjung ke taman ini. Dengan deretan pepohonan london plane, fig, dan oak-nya, taman ini cukup menarik dengan daun-daun lebar kecokelatannya.
Petang hari, kami mengunjungi The Rocks, salah satu kawasan urban berupa pertokoan dan tepian dermaga yang berlokasi sangat dekat dengan Sydney Harbour Bridge. Jika ingin berbelanja di pasarnya, bisa dilakukan di pagi hari. Namun, untuk menikmati pemandangan dermaga Circular Quay, waktu sore hingga malam hari adalah yang terbaik. Dari area ini, kita bisa melihat ke seberang yang berupa deretan wharf atau pier dengan feri-feri tertambat, disusul oleh hangatnya lampu-lampu kafe yang terus memanjang ke kiri sampai diakhiri kemegahan Sydney Opera House. Sedangkan di sebelah kanan dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi perkantoran modern CBD. Semua view ini terasa sangat syahdu, berjalan mengitari dermaga atau duduk di taman di tepian sembari mendengarkan para musisi jalanan menjajakan suara dan permainan gitar akustiknya.
Sebelum mengakhiri hari, kami sempatkan makan malam terlebih dahulu di Jimmy's Recipe, sebuah restoran Malaysia yang terletak di lantai 2 Gateway Circular Quay, berada di antara The Rocks dan Circular Quay Station. Restoran yang menyajikan masakan Melayu mulai dari nasi goreng, laksa sampai kari ini buka hingga pukul 10 malam waktu setempat. Dengan porsi besar, per menunya dihargai rata-rata 10 hingga 20 AUD saja. Dimana untuk air minum gratis saja dan boleh ambil sepuasnya.
Hari kedua adalah saatnya menikmati area sentral favorit turis maupun warga Sydney, Circular Quay. Dermaga ternama ini memiliki deretan terminal feri di bawah berbagai agen perjalanan. Berada di jantung Sydney Cove, teluk yang menjadi pelabuhan utama kota Sydney ini, rasanya tidak pernah sepi dengan pengunjung atau warga yang ingin menyeberang ke belahan Utara Sydney, atau yang hanya menikmati pemandangan area berbentuk U itu. Selain sebagai tempat penyeberangan, Circular Quay juga terkenal sebagai titik berkumpulnya orang sana. Dengan kafe-kafe yang memanjang dan dudukan untuk publik di sebelah dermaga, menjadikan kawasan ini hiruk pikuk sejak pagi hingga malam hari. Jika berjalan terus ke kanan dari arah stasiun, menuju Utara, kita akan bertemu dengan Sydney Opera House yang terkenal dengan arsitektur khas layar terkembang berwarna putih ala perahu-perahu layar. Sedangkan jika kita berjalan ke kiri dan lurus ke arah Utara, kita akan menemui The Rocks dan Sydney Harbour Bridge.
Bagi saya, area yang memanjang ini sangat romantis karena memadukan keramaian pengunjung, keindahan arsitektur, dan ketenangan alam. Tidak sedikit kita bisa melihat para musisi jalanan dan pelukis nomaden di sini. Juga tentunya, yang menjadi daya tarik tersendiri, ratusan bahkan mungkin ribuan burung camar yang terbang melayang-layang di langit dan hinggap dekat-dekat dengan ratusan manusia. Semua pemandangan ini semakin manis jika kita berkunjung di sore hari ketika matahari mulai akan terbenam di balik jembatan.
Malamnya, kami singgah di Darling Harbour, dermaga terkenal lain di teluk Sydney. Berada di sisi barat jembatan atau berlawanan dengan Circular Quay, kawasan ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 10 menit saja dari terminal bus Circular Quay. Omong-omong, selain menggunakan bus, untuk menuju Darling Harbour dari Circular Quay juga bisa menggunakan feri loh. Pertama memasuki teluk sempit ini, kesan yang didapat akan cukup berbeda dengan area sebelumnya. Jika Circular Quay kental dengan nuansa klasiknya, Darling Harbour terasa metropolis dengan barisan hotel berbintang, shopping mall, dan kerlap kerlip lampu dermaga dan bianglalanya. Masih di area yang sama, kita bisa mengunjungi objek wisata lain yakni SEA Life Sydney, Madame Tussaud's, dan Sydney Zoo yang berada persis di sisi terminal feri. Tersedia tiket single untuk masing-masing wahana, maupun terusan jika ingin mengunjungi semuanya. Tapi pastikan mulailah dari pagi ya, karena sore sudah tutup dan antriannya cukup panjang!
Berada di jantung dermaga, Harbourside Shopping Centre, menaungi banyak outlet pakaian brand ternama dan kafe-kafe yang menjajakan mulai dari makanan Asia hingga Western. Kami mencoba Thai Foon, kafe luas yang berada di teras mal ini, menawarkan masakan khas Thailand dengan panorama dermaga yang memanjang hingga teluk Sydney. Omong-omong, sejauh yang saya perhatikan, tidak ada babi dalam menunya, dan masakannya cukup berempah dan nikmat. Untuk harga, cukup dengan 40 AUD, kita sudah bisa menikmati 3 jenis masakan berporsi besar yang bisa disantap oleh 3-4 orang. Meski proses memasaknya cukup cepat, lama tunggu pelayanan tidak secepat ekspektasi. Dengan luas restoran yang cukup besar mencakup indoor dan outdoor, pelayan yang terlihat tidak lebih dari 3 orang saja termasuk kasir. Jadi memang harus cukup sabar dalam meminta pesanan ;)
DAY 1: HAYMARKET & THE ROCKS
half dayPertama tiba di Sydney, untuk menuju pusat kota dari Sydney Airport (SYD), tersedia dua jenis jalur transportasi umum, yakni dengan menggunakan kereta maupun bus. Meskipun lajur berjalan menuju terminal dalam bandara cukup jauh dan Sydney Airport merupakan bandara tersibuk di Australia, tidak perlu khawatir ketinggalan tumpangan karena keduanya beroperasi sejak pukul 5 pagi hingga tengah malam, 7 hari dalam seminggu. Bisa menggunakan T8 Airport South Line jika berangkat dengan kereta, dan Route 400 dengan bus menuju Bondi Junction. Agar lebih jelasnya, kita bisa menggunakan fitur Trip Planner dari situs resmi milik pemerintah NSW, transportnsw.info untuk mengetahui rekomendasi rute dan transportasi umum yang bisa diambil. Menurut saya pribadi, saya paling suka menggunakan bus, karena selain transportasi umum milik pemerintah dengan tarif paling rendah, bus Sydney juga tersedia dalam berbagai rute dengan jumlah yang banyak, dan sangat tepat waktu loh, sesuai dengan jadwal yang tertera pada situs di atas dan setiap halte. Yes, pada setiap halte terdapat nomor bus yang akan lewat atau berhenti, lengkap dengan jam-jam estimasi kedatangan. Namun, pada beberapa kesempatan, saya anjurkan kita tetap melambaikan tangan jika melihat bus yang akan dinaiki mendekat. Eh rupanya hal ini normal dilakukan oleh semua orang loh. Pernah beberapa kali, saya yakin aja bus A berhenti di halte saya. Tapi mungkin karena halte sepi dan saya diam saja menunggu, bus itu mangkir pergi haha. Duh kecewa.
Opal Card for Visitors (Adult) (cr: dokumen pribadi) |
Btw, untuk dapat menaikinya, kita diharuskan membeli kartu Opal for visitors, sebagai e-money card untuk transportasi umum di negara bagian NSW. Kartu ini mudah dibeli dan diisi ulang di banyak toko atau minimarket, baik di dalam maupun di luar bandara. Cukup melakukan top up sebesar 35 AUD dari bandara, kartu ini akan berpindah tempat ke kantong kita. Untuk informasi lebih detail mengenai kartu ini, bisa dicek disini ya guys. Jika kalian hanya ingin sesekali saja menaiki transportasi umum, membeli tiket sekali jalan juga bisa dilakukan kok, langsung beli di driver ya!
Paddy's Market(cr: dokumen pribadi) |
Pemberhentian pertama kami adalah Haymarket. Daerah di bagian selatan CBD (Central Business Disttrict) ini merupakan pusat Chinatown di Sydney. Disini kita bisa menemukan banyak kedai dan kafe yang memanjakan lidah Asia, mulai masakan China, Jepang, hingga Vietnam. Area ini cukup ramai sehingga populer juga dengan flat-flat yang disewakan. Berbeda dengan area harbour, kawasan ini menawarkan pilihan penginapan yang masih cukup terjangkau, sekitar 80-100 USD tiap malam untuk 2 orang. Jika berada disini, tak ada salahnya mampir ke Paddy's Market, atau pasar serba ada yang sekilas mirip dengan Queen Victoria Market yang berada di Melbourne. Ingin mencari sayur dan buah segar? Kiwi, strawberry, dan lain lain? Cinderamata murah bertuliskan Sydney? Butuh tambahan koper? Yup, disini semuanya ada!
Central Railway Station (cr: dokumen pribadi) |
Untuk menuju area ini, stasiun dan terminal terdekat adalah Central Railway Station yang cukup berjalan kira-kira sepuluh menit saja, kita sudah bisa menemukan blok-blok pertokoan ramai yang mengitari Paddy's Market. Atau dengan light rail yang langsung bisa turun di depan bangunan tersebut. Anyway! Jika Melbourne terkenal dengan tram-nya, Sydney punya light rail yang tak lain adalah kereta dengan jalur khusus yang membelah perkotaan yang berfungsi seperti tram, dengan kapasitas dan kecepatan yang lebih tinggi. Untuk mengaksesnya, cukup dengan menggunakan kartu Opal saja. Namun, tarif light rail ini masih sedikit lebih mahal dibandingkan dengan bus.
Omong-omong tentang stasiun sentral ini, berada dalam sebuah gedung kuno dengan arsitektur khas bergaya Victoria, memiliki puluhan peron untuk menaiki kereta dan light rail. Bisa dibayangkan kan betapa luasnya? Sampai-sampai untuk menuju antar peron, kita harus melewati terowongan bawah tanah. Selain untuk transportasi internal Sydney, stasiun ini juga melayani rute antar kota antar negara bagian loh. Jika kalian adalah newbie, tidak perlu khawatir takut kesasar, karena papan penunjuk peron cukup informatif dan jelas, berikut juga dengan jadwal keberangkatan kereta setiap tujuan. Kereta dua lantai juga tersedia untuk rute dalam kota. Namun, untuk jarak yang sama, tarifnya bisa hampir dua kali lipat dari tarif bus. Meski sedikit pricey, kereta double decker Sydney perlu dicoba setidaknya satu kali.
Belmore Park (cr: dokumen pribadi) |
Bagi kalian yang senang menikmati suasana taman, Sydney memiliki banyak taman umum yang cukup bersih dan rindang. Salah satunya yang ada di Haymarket ini, Belmore Park. Berada di seberang stasiun sentral, taman ini sering dipergunakan untuk ajang berkumpul selama pergantian musim, festival, demo, dan lain sebagainya. Jika kalian sedang berada disini saat musim gugur, bisa banget coba berkunjung ke taman ini. Dengan deretan pepohonan london plane, fig, dan oak-nya, taman ini cukup menarik dengan daun-daun lebar kecokelatannya.
Foto 1-4: Pemandangan dari dermaga The Rocks; Foto 5-6: Jimmy's Recipe Gateway (cr: dokumen pribadi) |
Petang hari, kami mengunjungi The Rocks, salah satu kawasan urban berupa pertokoan dan tepian dermaga yang berlokasi sangat dekat dengan Sydney Harbour Bridge. Jika ingin berbelanja di pasarnya, bisa dilakukan di pagi hari. Namun, untuk menikmati pemandangan dermaga Circular Quay, waktu sore hingga malam hari adalah yang terbaik. Dari area ini, kita bisa melihat ke seberang yang berupa deretan wharf atau pier dengan feri-feri tertambat, disusul oleh hangatnya lampu-lampu kafe yang terus memanjang ke kiri sampai diakhiri kemegahan Sydney Opera House. Sedangkan di sebelah kanan dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi perkantoran modern CBD. Semua view ini terasa sangat syahdu, berjalan mengitari dermaga atau duduk di taman di tepian sembari mendengarkan para musisi jalanan menjajakan suara dan permainan gitar akustiknya.
Sebelum mengakhiri hari, kami sempatkan makan malam terlebih dahulu di Jimmy's Recipe, sebuah restoran Malaysia yang terletak di lantai 2 Gateway Circular Quay, berada di antara The Rocks dan Circular Quay Station. Restoran yang menyajikan masakan Melayu mulai dari nasi goreng, laksa sampai kari ini buka hingga pukul 10 malam waktu setempat. Dengan porsi besar, per menunya dihargai rata-rata 10 hingga 20 AUD saja. Dimana untuk air minum gratis saja dan boleh ambil sepuasnya.
DAY 2: CIRCULAR QUAY & DARLING HARBOUR
full day
Hari kedua adalah saatnya menikmati area sentral favorit turis maupun warga Sydney, Circular Quay. Dermaga ternama ini memiliki deretan terminal feri di bawah berbagai agen perjalanan. Berada di jantung Sydney Cove, teluk yang menjadi pelabuhan utama kota Sydney ini, rasanya tidak pernah sepi dengan pengunjung atau warga yang ingin menyeberang ke belahan Utara Sydney, atau yang hanya menikmati pemandangan area berbentuk U itu. Selain sebagai tempat penyeberangan, Circular Quay juga terkenal sebagai titik berkumpulnya orang sana. Dengan kafe-kafe yang memanjang dan dudukan untuk publik di sebelah dermaga, menjadikan kawasan ini hiruk pikuk sejak pagi hingga malam hari. Jika berjalan terus ke kanan dari arah stasiun, menuju Utara, kita akan bertemu dengan Sydney Opera House yang terkenal dengan arsitektur khas layar terkembang berwarna putih ala perahu-perahu layar. Sedangkan jika kita berjalan ke kiri dan lurus ke arah Utara, kita akan menemui The Rocks dan Sydney Harbour Bridge.
Most favourite view of the city: Circular Quay! (cr: dokumen pribadi) |
Bagi saya, area yang memanjang ini sangat romantis karena memadukan keramaian pengunjung, keindahan arsitektur, dan ketenangan alam. Tidak sedikit kita bisa melihat para musisi jalanan dan pelukis nomaden di sini. Juga tentunya, yang menjadi daya tarik tersendiri, ratusan bahkan mungkin ribuan burung camar yang terbang melayang-layang di langit dan hinggap dekat-dekat dengan ratusan manusia. Semua pemandangan ini semakin manis jika kita berkunjung di sore hari ketika matahari mulai akan terbenam di balik jembatan.
Jika Paddy's Market adalah salah satu area yang menawarkan cinderamata berharga murah, Circular Quay dan Opera House merupakan opsi lain untuk yang memburu oleh-oleh yang lebih premium. Berada di antara kafe, terdapat beberapa toko yang menjual mulai dari kaos, cokelat, aksesoris, dan lain lain yang berbau Sydney dan Aborigin.
Opera House sendiri, menurut saya lebih indah jika dipandang dari kejauhan. Jika berdiri di dekatnya, gedung ini sangat nampak sebagai gedung teater raksasa berwarna putih dan dipenuhi kaca-kaca hitam. Namun, jika sempat masuk ke dalam, kesan eksklusif dan elegan masih terasa kental. Sayang kami tidak sempat mencoba salah satu pertunjukan disana.
Jika terus melewati gedung opera, kita dapat melihat Royal Botanical Garden atau Kebun Raya Sydney. Mirip dengan Kebun Raya Bogor, area kebun luas yang membentang ke selatan ini gratis dan terbuka untuk umum. Cukup rindang dengan beberapa wahana atau rumah kaca yang bisa dikunjungi. Jika kalian terlalu lelah untuk memutarinya, terdapat layanan Choo Choo Express atau semacam kereta kelinci yang akan membawa kita berkeliling, lengkap dengan pemandu yang akan menjelaskan objek pilihan, dengan cukup membayar 10 AUD saja. Tapi saran saya sih, jika kalian punya banyak waktu, bisa berjalan kaki saja. Karena kebun ini cukup terang dan tidak selebat yang ada di Bogor, dan lajur pejalan kakinya cukup baik.
Terus mengitari daratan dengan model U ke arah timur, pastikan singgah di Mrs. Macquarie's Chair. Titik yang namanya diambil dari istri Gubernur masa lampau, Elizabeth Macquarie, ini merupakan potongan batu pasir yang dibentuk menyerupai bangku, yang ditujukan sebagai tempat duduk beliau untuk melihat pelabuhan saat itu. Kini, peninsula ini ramai oleh pengunjung yang ingin menyaksikan dua objek ternama Sydney, Opera House dan Harbour Bridge dalam satu garis.
Ohya jika sedang berada di Circular Quay ini, jangan lupa untuk mampir ke Gelato Messina yang berada di lantai 1 Gateway. Kedai gelato ini menawarkan berbagai rasa es krim mulai dari 4.5 hingga 8.8 AUD tergantung ukuran cone atau scoop. Selain itu, milkshake juga ditawarkan dengan harga 8 hingga 12 AUD. Bagi para fans Game of Thrones, kedai ini juga menyediakan beberapa menu spesial yang mengambil nama tokoh maupun iconic scene dari tv series itu, seperti Hodor dan Red Wedding. Saya pribadi sangat suka dengan rasa Red Wedding yang merupakan perpaduan red velvet dan cheesecake lengkap dengan potongan cheesecake panggang di dalamnya. Yummy!ki-ka: 1. Thai Foon; 2. Darling Harbour (cr: dokumen pribadi) |
Malamnya, kami singgah di Darling Harbour, dermaga terkenal lain di teluk Sydney. Berada di sisi barat jembatan atau berlawanan dengan Circular Quay, kawasan ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 10 menit saja dari terminal bus Circular Quay. Omong-omong, selain menggunakan bus, untuk menuju Darling Harbour dari Circular Quay juga bisa menggunakan feri loh. Pertama memasuki teluk sempit ini, kesan yang didapat akan cukup berbeda dengan area sebelumnya. Jika Circular Quay kental dengan nuansa klasiknya, Darling Harbour terasa metropolis dengan barisan hotel berbintang, shopping mall, dan kerlap kerlip lampu dermaga dan bianglalanya. Masih di area yang sama, kita bisa mengunjungi objek wisata lain yakni SEA Life Sydney, Madame Tussaud's, dan Sydney Zoo yang berada persis di sisi terminal feri. Tersedia tiket single untuk masing-masing wahana, maupun terusan jika ingin mengunjungi semuanya. Tapi pastikan mulailah dari pagi ya, karena sore sudah tutup dan antriannya cukup panjang!
Berada di jantung dermaga, Harbourside Shopping Centre, menaungi banyak outlet pakaian brand ternama dan kafe-kafe yang menjajakan mulai dari makanan Asia hingga Western. Kami mencoba Thai Foon, kafe luas yang berada di teras mal ini, menawarkan masakan khas Thailand dengan panorama dermaga yang memanjang hingga teluk Sydney. Omong-omong, sejauh yang saya perhatikan, tidak ada babi dalam menunya, dan masakannya cukup berempah dan nikmat. Untuk harga, cukup dengan 40 AUD, kita sudah bisa menikmati 3 jenis masakan berporsi besar yang bisa disantap oleh 3-4 orang. Meski proses memasaknya cukup cepat, lama tunggu pelayanan tidak secepat ekspektasi. Dengan luas restoran yang cukup besar mencakup indoor dan outdoor, pelayan yang terlihat tidak lebih dari 3 orang saja termasuk kasir. Jadi memang harus cukup sabar dalam meminta pesanan ;)
Darling Harbour di pagi hari (cr: dokumen pribadi) |
DAY 3: TARONGA & SUB-URBS
full day
Belum ke Australia namanya jika belum melihat satwa native Benua Aborigin ini. Di kota ini sendiri, terdapat beberapa tempat dimana kita bisa melihat atau bahkan berinteraksi dengan kangguru, wallabi, dan koala, salah satunya adalah taman nasional atau kebun binatang. Tiga tempat populer untuk melakukan koala encounter di Sydney adalah Featherdale Wildlife Park, WILD LIFE Sydney Zoo, dan Taronga Zoo. Diantaranya yang dapat dikunjungi di pusat kota adalah WILD LIFE Sydney Zoo dan Taronga Zoo. Sementara Featherdale berada di dekat area Blue Mountains National Park. Omong-omong, menjelajah Blue Mountains adalah salah satu rekomendasi yang bisa dilakukan selagi berada di Sydney, dimana kita bisa menikmati panorama khas pegunungan dengan lembah yang dalam dan tebing batu berpahat alami. Namun, karena durasi perjalanan ini hanya tiga hari saja, dan lokasi ini berada hampir 2-3 jam perjalanan dari pusat kota, kami simpan tujuan ini untuk next trip!
Back to the zoo, meskipun WILD LIFE Sydney Zoo berada di dermaga Darling Harbour, akhirnya kami memilih Taronga karena selain ukurannya yang lebih besar (WILD LIFE Sydney Zoo bisa dibilang merupakan kebun binatang mini, berbentuk dome di tepian pelabuhan), berada di belahan Utara Teluk Sydney, yang notabene harus menggunakan feri penyeberangan, yang artinya sekalian mencoba menyusuri Sydney Cove ini!
Feri bagi warga Sydney merupakan salah satu transportasi umum yang lazim digunakan, sehingga terdapat beberapa agen, dan menawarkan banyak titik pemberhentian baik di sisi Utara maupun Selatan teluk. Kami mencoba feri Captain Cook yang sepertinya memiliki variasi tujuan yang beragam dan armada yang cukup banyak. Untuk mengetahui dermaga tujuan dan jadwal keberangkatan, kita bisa mengambil brosur yang tersedia di loket penjualan tiket, ataupun langsung mengeceknya disini. Bagi kalian yang berencana sering menggunakan feri, bisa memilih paket Hop On Hop Off yang bebas naik turun feri selama sekian waktu dan untuk berbagai lokasi tujuan. Untuk timetable Hop On Hop Off terupdate per bulan September 2018 bisa didownload disini.
Kami menggunakan paket khusus Taronga Zoo seharga 60 AUD per orang. Tiket ini termasuk pulang-pergi feri (dimana dermaga terakhir saat pulang bebas memilih antara Darling Harbour ataupun Circular Quay), tiket masuk kebun binatang, dan bebas naik 1x kereta gantung Taronga. Durasi perjalanan sendiri tidak lebih dari 45 menit dari Darling Harbour. Ohya, saran saya, usahakan duduk di dekat pintu belakang atau setidaknya di tepi jendela. Karena selama perjalanan kita akan mendapati view cantik Sydney Harbour Bridge dan Opera House serta banyak objek lainnya dari segala sisi. Jika beruntung saat tidak hujan, kita boleh keluar dan berdiri di dek belakang feri yang tidak beratap dan memotret deretan dermaga tersebut.
Sesampainya di dermaga Taronga, kita akan dihadapkan dengan 2 opsi, memasuki kebun binatang lewat pintu belakang, atau gerbang depan. Pintu belakang merupakan hal pertama yang menyambut kita di balik dermaga. Karena Taronga sendiri berada di lereng bukit, maka jika menelusuri area dari sisi ini, kita harus berjalan menanjak atau bisa menggunakan fasilitas kereta gantung yang akan membawa kita ke gerbang depan. Jika ingin langsung memulai dari pintu depan, kita bisa menaiki bus dengan 1 AUD saja yang akan mengantar kita langsung ke loket depan.
Kebun binatang ini cukup luas, bahkan lebih luas dari area berjalan atau wahananya Taman Safari lah ya. Namun disini kita hanya bisa berjalan kaki atau menaiki kereta gantung saja. Dengan pepohonan yang rindang dan hijau, kebun binatang ini menaungi berbagai jenis satwa dan juga beberapa tumbuhan spesial dari seluruh dunia. Berikut peta Taronga lengkap dengan jadwal pertunjukan dan lokasi-lokasi khusus: cek disini.
Yang istimewa adalah area kangguru dan wallabi, serta Koala Encounter. Agar bisa bertemu dengan kangguru dan wallabi satwa khas benua ini, kita bisa menyusuri rute Australian Walkabout. Bahkan tidak ada pembatas antara hewan yang jago melompat ini dengan para pengunjung loh. Untuk koala, ada area tersendiri jika kita ingin melihat dari jarak jauh, tetapi jika kita tertarik untuk berinteraksi, kita bisa mampir ke Koala Encounter dan membayar tiket tambahan sebesar 20 AUD, untuk berfoto bersisian dengan hewan abu-abu bulat ini. Tapi pastikan kalian datang sebelum pukul 2 siang, karena selepas jam 2, koala akan tidur siang dan loket sudah ditutup guys!
Hampir setengah hari menelusuri kebun binatang, saya melanjutkan perjalanan ke daerah sub urban Sydney Barat, Camperdown, untuk mengunjungi universitas tertua di Australia, The University of Sydney. Kampus yang berada di jajaran 10 teratas sebagai kampus tercantik versi The Huffington Post ini, menarik minat saya karena dengar-dengar memiliki arsitektur seperti Hogwarts. Dan ternyata bener. Wow. Sebelum memasuki area kampus, dari luar saja sudah terlihat gerbang dengan desain khas Victoria. Dan menelusuri jauh ke dalam, kita bisa dengan mudah menemukan area lapangan utama dengan gedung Great Hall yang persis seperti di Harry Potter franchise. Sayangnya kemarin saat berkunjung, sedang ada bazar untuk calon mahasiswa baru di lapangan tersebut, jadi kesempatan saya untuk mengabadikan panorama itu harus ditunda dulu (jadi curhat?).
Sebelum mengakhiri hari, kami sempatkan untuk mampir di Broadway, Ultimo dan Westfield untuk cuci mata dan berbelanja. Area perbelanjaan ini termasuk papan atas dan dipadati oleh brand-brand internasional ternama.
That's it. Short trip in this big city. Masih belum puassss karena masih banyak banget tempat-tempat yang belum dikunjungi. Anzac Memorial Park dan Hyde Park, yang meskipun selalu lewat di depannya.. Bondi Beach, pantai bulan sabit Sydney yang karena cuaca masih terlalu dingin akhirnya kami skip.. Blue Mountains National Park.. Nonton paus di atas feri alias ikut Whale Watching di tepian Samudera Pasifik Selatan.. dan seterusnyaaa. Wah fix nih harus kesini lagi. InsyaAllah di lain waktu. Overall, Sydney di musim dingin masih cukup enak untuk jalan-jalan karena suhunya yang sedikit di atas Melbourne. Tapi saran saya setelah membaca banyak artikel dan memperhatikan postingan foto di media sosial, bagi yang ingin berkunjung kesini bisa dicoba saat musim gugur karena selain suhunya yang lebih hangat, Sydney Cove juga terkenal dengan festival lampu warna warni Sydney Vivid Festival-nya! Anyhow, ini ceritaku dengan Sydney, how's yours?
Pemandangan dari feri (cr: dokumen pribadi) |
Back to the zoo, meskipun WILD LIFE Sydney Zoo berada di dermaga Darling Harbour, akhirnya kami memilih Taronga karena selain ukurannya yang lebih besar (WILD LIFE Sydney Zoo bisa dibilang merupakan kebun binatang mini, berbentuk dome di tepian pelabuhan), berada di belahan Utara Teluk Sydney, yang notabene harus menggunakan feri penyeberangan, yang artinya sekalian mencoba menyusuri Sydney Cove ini!
Feri bagi warga Sydney merupakan salah satu transportasi umum yang lazim digunakan, sehingga terdapat beberapa agen, dan menawarkan banyak titik pemberhentian baik di sisi Utara maupun Selatan teluk. Kami mencoba feri Captain Cook yang sepertinya memiliki variasi tujuan yang beragam dan armada yang cukup banyak. Untuk mengetahui dermaga tujuan dan jadwal keberangkatan, kita bisa mengambil brosur yang tersedia di loket penjualan tiket, ataupun langsung mengeceknya disini. Bagi kalian yang berencana sering menggunakan feri, bisa memilih paket Hop On Hop Off yang bebas naik turun feri selama sekian waktu dan untuk berbagai lokasi tujuan. Untuk timetable Hop On Hop Off terupdate per bulan September 2018 bisa didownload disini.
Kami menggunakan paket khusus Taronga Zoo seharga 60 AUD per orang. Tiket ini termasuk pulang-pergi feri (dimana dermaga terakhir saat pulang bebas memilih antara Darling Harbour ataupun Circular Quay), tiket masuk kebun binatang, dan bebas naik 1x kereta gantung Taronga. Durasi perjalanan sendiri tidak lebih dari 45 menit dari Darling Harbour. Ohya, saran saya, usahakan duduk di dekat pintu belakang atau setidaknya di tepi jendela. Karena selama perjalanan kita akan mendapati view cantik Sydney Harbour Bridge dan Opera House serta banyak objek lainnya dari segala sisi. Jika beruntung saat tidak hujan, kita boleh keluar dan berdiri di dek belakang feri yang tidak beratap dan memotret deretan dermaga tersebut.
Sesampainya di dermaga Taronga, kita akan dihadapkan dengan 2 opsi, memasuki kebun binatang lewat pintu belakang, atau gerbang depan. Pintu belakang merupakan hal pertama yang menyambut kita di balik dermaga. Karena Taronga sendiri berada di lereng bukit, maka jika menelusuri area dari sisi ini, kita harus berjalan menanjak atau bisa menggunakan fasilitas kereta gantung yang akan membawa kita ke gerbang depan. Jika ingin langsung memulai dari pintu depan, kita bisa menaiki bus dengan 1 AUD saja yang akan mengantar kita langsung ke loket depan.
Taronga Zoo (cr: dokumen pribadi) |
Kangguru! (cr: dokumen pribadi) |
Yang istimewa adalah area kangguru dan wallabi, serta Koala Encounter. Agar bisa bertemu dengan kangguru dan wallabi satwa khas benua ini, kita bisa menyusuri rute Australian Walkabout. Bahkan tidak ada pembatas antara hewan yang jago melompat ini dengan para pengunjung loh. Untuk koala, ada area tersendiri jika kita ingin melihat dari jarak jauh, tetapi jika kita tertarik untuk berinteraksi, kita bisa mampir ke Koala Encounter dan membayar tiket tambahan sebesar 20 AUD, untuk berfoto bersisian dengan hewan abu-abu bulat ini. Tapi pastikan kalian datang sebelum pukul 2 siang, karena selepas jam 2, koala akan tidur siang dan loket sudah ditutup guys!
The Great Hall USYD (cr: dokumen pribadi) |
Hampir setengah hari menelusuri kebun binatang, saya melanjutkan perjalanan ke daerah sub urban Sydney Barat, Camperdown, untuk mengunjungi universitas tertua di Australia, The University of Sydney. Kampus yang berada di jajaran 10 teratas sebagai kampus tercantik versi The Huffington Post ini, menarik minat saya karena dengar-dengar memiliki arsitektur seperti Hogwarts. Dan ternyata bener. Wow. Sebelum memasuki area kampus, dari luar saja sudah terlihat gerbang dengan desain khas Victoria. Dan menelusuri jauh ke dalam, kita bisa dengan mudah menemukan area lapangan utama dengan gedung Great Hall yang persis seperti di Harry Potter franchise. Sayangnya kemarin saat berkunjung, sedang ada bazar untuk calon mahasiswa baru di lapangan tersebut, jadi kesempatan saya untuk mengabadikan panorama itu harus ditunda dulu (jadi curhat?).
Sebelum mengakhiri hari, kami sempatkan untuk mampir di Broadway, Ultimo dan Westfield untuk cuci mata dan berbelanja. Area perbelanjaan ini termasuk papan atas dan dipadati oleh brand-brand internasional ternama.
That's it. Short trip in this big city. Masih belum puassss karena masih banyak banget tempat-tempat yang belum dikunjungi. Anzac Memorial Park dan Hyde Park, yang meskipun selalu lewat di depannya.. Bondi Beach, pantai bulan sabit Sydney yang karena cuaca masih terlalu dingin akhirnya kami skip.. Blue Mountains National Park.. Nonton paus di atas feri alias ikut Whale Watching di tepian Samudera Pasifik Selatan.. dan seterusnyaaa. Wah fix nih harus kesini lagi. InsyaAllah di lain waktu. Overall, Sydney di musim dingin masih cukup enak untuk jalan-jalan karena suhunya yang sedikit di atas Melbourne. Tapi saran saya setelah membaca banyak artikel dan memperhatikan postingan foto di media sosial, bagi yang ingin berkunjung kesini bisa dicoba saat musim gugur karena selain suhunya yang lebih hangat, Sydney Cove juga terkenal dengan festival lampu warna warni Sydney Vivid Festival-nya! Anyhow, ini ceritaku dengan Sydney, how's yours?
partner trip kali ini! :D |
Comments
Post a Comment