Assalamualaikum Batam

credit: Travelogee



Assalamualaikum,
Hai guys, how's life?
It's been half a year I didn't post anything here haha XD

Well,
New life knocked at my door, and I had so many things to learn these few months.

Singkatnya,
Alhamdulillah sekarang titel pengangguran udah gue lepas dan untuk saat ini merantau lagi ke negeri seberang hahaha. Enggak deng, cuma ke pulau seberang. Lebih tepatnya, ke pulau Batam, provinsi Kepulauan Riau.

It wasn't my first time living away from home (jaman kuliah juga udah jadi anak rantau sih), but seriously, I felt it's harder to go. Terlebih lagi setelah beberapa bulan wisuda, gue tinggal di rumah. Udah biasa dengan segala kenyamanan dan rutinitas di rumah, lalu harus berangkat lagi demi masa depan yang lebih cerah haha. Yeah it's harder but challenging actually.

Ini kali pertama gue tinggal di luar Pulau Jawa. Not just VISITING, but really LIVING. Phew
Seperti mungkin sebagian kawan-kawan yang sudah pernah merasakannya, I can feel the culture shock so real. Udah biasa hidup di lingkungan yang kental dengan adat dan budaya Jawa (Jawa & Sunda I fount it similar), sekarang harus kudu mesti, terbiasa dengan hawa Sumatera.
Lah di Jabodetabek kan lebih multi etnis?
Iya memang, tapi justru dengan keberagaman nuansa Jabodetabek gue gak ngerasa insecure.
Tapi disini, mata gue bener-bener terbuka.
Indonesia is not that small.
Suku Jawa bukan lagi mayoritas, melainkan satu warna yang berdampingan dengan suku lain di Batam ini. Yep sure it is.

Batam, sebenernya ga jauh-jauh banget dari nuansa Jabodetabek. Karena disini multi etnis juga. Cuman bedanya, kalo di Jabodetabek, masih ada rasa-rasa Jawa nya.
Nah disini, ada juga sih rasa Jawa-nya, tapi ditambah sama rasa Batak, Padang, Melayu, Flores, dll.
Yap. Batam yang merupakan pulau strategis ini, dihuni sama banyak suku dari daerah sekitarnya, seperti kawan-kawan Batak, Padang, Palembang, Aceh, Melayu. Dan rupanya gak sedikit juga yang dari Jawa, Sunda, Flores, dkk.
Nah kalo di Jawa, kemana-mana gue masih merasa normal ketika manggil laki-laki dengan sebutan Mas dan perempuan dengan sebutan Mbak. Tapi disini, 'panggilan normal' itu adalah 'Bang' atau 'Kak'. Well well udah berasa nih Melayu nya. Seperti awal-awal masuk kerja dulu. Sering banget, selalu manggil abang-abang warehouse dengan sebutan Mas. Padahal orangnya Batak tulen. Hahaha.
Contoh lain lagi adalah soal makanan. Buat kalian yang doyan banget sama makanan Padang, well, Batam punya deh. Hampir semua makanan berbumbu yang biasa dijual, biasanya gak jauh-jauh dari gaya Padang atau Melayu. Bumbu kental dengan rempah yang kuat. Enak sih, tapi kolesterolnya kuat juga, hmm.

Selain soal kebiasaan dan budaya, Batam juga unik dengan kondisi geografisnya. Batam, sebagai satu pulau di antara banyak pulau-pulau dalam Provinsi Kepulauan Riau ini, punya iklim yang susah ditebak. Mostly sih, panas dan berangin, soalnya namanya juga pulau, kena efek-efek air laut gitu kan. Tapi, kalo kalian ke Batam, jangan kaget juga ya dengan perubahan cuaca mendadak hujan deras. Dan orang sini sering nyebut hujannya Batam itu hujan lokal. Karena gak merata. Bisa aja daerah yang hanya berjarak satu kilometer dengan kalian, mengalami hujan sedangkan di tempatmu panas banget. Susah sih kalo mau memprediksi. So siap-siap ajalah bawa jas hujan masing-masing.
Ohya, Batam juga punya kontur tanah yang naik turun. Sekilas, serasa lagi di Lembang sana kalo aja cuacanya ga panas haha. Jadi, kalau bawa kendaraan kudu hati-hati karena jalanan tidak selalu rata. Eits, bukan berarti jalanan di Batam jelek kok. Justru gue salut sama pemerintah sini. Jalanan di Batam mayoritas mulus-mulus dan cukup lebar loh, baik di daerah ramai maupun yang lumayan sepi. Hebat deh!

Selain kondisi lokal, Batam juga punya keistimewaan dari letak geografisnya. Apalagi kalo bukan tetanggan sama Singapur? Hehe. Iya, seriusan deket banget. Bahkan dari beberapa spot, kita bisa ngelihat negara maju itu dari sini. Kayak contoh, ketika gue ke towernya mesjid Jabal Arafah dan Tanjung Uma, itu bisa nengok Marina Bay Sands-nya Singapur yang tersohor itu, ya walaupun agak kabut-kabut gitu sih. Dari Batam, kalo mau nyeberang pun banyak pelabuhannya yang langsung ke Harbour Bay-nya Singapur. Ferrynya juga tersedia berbagai nama dan variasi harga. Saat ini, normalnya untuk tiket ferry PP Batam-Singapur berkisar antara 315k - 360k. Murah kan? Iya cukup berbekal paspor sama tiket, uda bisa main-main kesana. Bisa one day trip juga lagi.
Dan, it occurs to other way round. Orang Singapur juga sering banget kelihatan wara-wiri di Batam. Biasanya tiap weekend, mereka seneng banget belanja ke mal-mal atau pusat perbelanjaan Batam. Udah jadi pemandangan biasa kalo ketemu koko koko sama cece cece Singapur, atau bapak-bapak ibu-ibu muka India, seliweran di mal-mal sini.

Overall, Batam asik sih, dan sangat hidup. Mungkin kehidupan Batam selanjutnya, bisa gue share di postingan berikutnya. Thanks for reading yah~

Comments