Pengujian Bahan Isolasi dengan Tegangan AC
source : Simon Porter Subject Genius www.tes.com |
1. Pengertian
Umum
Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan
yang dianggap cukup tinggi oleh kaum teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran tegangan tinggi yang semua itu bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu
(sujektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (objektif).
Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikatakan tinggi H.V
(high Voltage), dan kapan dikatakan tinggi sekali E.H.V (Extra High Voltage) serta kapan dikatakan Ultra tinggi U.H.V (Ultra High Voltage), agaknya acuan tegangan tersebut berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di negara-negara
tersebut. Biasanya tergantung pada tingkat kemajuan tekniknya masing-masinng. Salah satu faktor yang menentukan ialah tingginya tegangan transmisi yang dipakai.
Sebagi mana diketahui, bahwa tegangan transmisi tegantung kepada
besarnya tenaga yang harus disalurkan dari pusat-pusat listrik kepusat beban
(load centres) dan jarak yang harus ditempuh untuk memindahkan tenaga tersebut secara
ekonomis. Di negara-negara yang sudah maju H.V. dianggap mulai pada tegangan
20-30 kV, E.H.V pada tegangan 220 kV, sedangkan U.H.V pada tegangan 765 kV.
Tentu saja harga-harga tersebut
dapat berubah menurut keadaan setempat dan kemajuan
–kemajuan yang tercapai.
Besarnya tegangan pengujian yang harus diterapkan pada pengujian
tegangan tinggi tergantung pada tegangan nominal alat lisrik yang diuji pada standar yang berlaku. Tegangan tinggi yang
diterapkan atau yang dialami oleh sistem tenaga dapat berupa :
a.
Tegangan biasa (nominal) yaitu tegangan yang
seharusnya dapat ditahan oleh sistem tersebut untuk waktu yang tak terhingga.
b.
Tegagan lebih (Over Voltage) yang hanya dapat ditahan
untuk waktu terbatas.
Pada pengujian
tegangan tinggi tersebut terdapat pengujian yang bersifat merusak dan tidak
merusak alat yang diuji, pengujian ang sifatnya merusak pada umumnya terdiri
dari tahap yang tegantung pada tingkat tegangan.
2. Tujuan Pengujian Tegangan Tinggi
Kegagalan-kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai
disebabkan karena kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai
isolator tegangan tinggi. Kegagalan
isolasi (insulation break down, insulation failure) ini disebabkan karena
beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama,
kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena isolasi
tersebut dikenakan tegangan lebih. Pengujian tegangan tinggi dimaksudkan untuk
:
a.
Menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen
suatu alat tegangan tinggi) yang kwalitasnya tidak baik atau yang cara
membuatnya salah.
b.
Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat
dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu yang tak terbatas.
c.
Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik
dapat tahan terhadap tegangan lebih (yang didapati dalam praktek operasi
sehari-hari) untuk waktu terbatas.
Pengujian tegangan tinggi itu sendiri dapat meliputi
beberapa pengujian berikut, yakni:
1)
pengujian
dengan tegangan tinggi ac
2)
pengujian
dengan tegangan tinggi dc
3)
pengujian
dengan tegangan tinggi impuls
3. Persoalan-persoalan pada Tegangan Tinggi
Persoalan-persoalan
dalam teknik tegangan tinggi merupakan persoalan yang menyangkut segala hal
yang ditimbulkan oleh adanya tegangan tinggi atau oleh adanya perubahan dari
tegangan yang relatif rendah ke tegangan tinggi serta
persoalan-persoalan teknis lainnya.
Semakin
tingginya tegangan yang dipakai, maka bahan isolasi semakin sulit untuk dibuat. Medan listrik (E) perlu diperhatikan karena dapat mengakibatkan partikel media isolasi mendapat energi ekstra (energi kinetik) dan kalau energi ini cukup besar, maka bahan isolasi menjadi rusak. Kekuatan listrik suatu bahan bisa dianggap sebagai batas
dimana bila bahan tersebut dikenai tegangan yang lebih dari itu
akan rusak. Untuk mentest peralatan tegangan tinggi
diperlukan peralatan-peralatan dan teknik yang khusus.Perlu dipelajari
bagaimana mensimulasikan keadaan yang sebenarnya, misalnya akibat petir atau
tegangan surja hubung (switching surge).
Masalah
yang lain adalah koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat dihindarkan
untuk ini perlu ada pengaman-pengaman dan juga koordinasi peralatan (isolasi)
sehingga peralatan yang ada tidak rusak akibat pulsa-pulsa tegangan lebih
(impuls).
Desain
dari peralatan-peralatan tegangan tinggi harus diperhatikan agar tidak terjadi
medan listrik yang terlalu besar sehingga media isolasi tidak sanggup untuk
menahannya, Instrumentasi atau alat ukur. Ini juga dapat membuat masalah
tersendiri karena harus cukup aman dan cukup cermat.
4. Dasar-dasar
Pengujian Tegangan Tinggi
Pengujian pada peralatan tegangan
tinggi dapat bersifat merusak (destructive) maupun tidak merusak (non
destructive). Pengujian yang sifatnya merusak umumnya
terdiri dari tiga tahap yang bergantung kepada tingkat tegangan, seperti :
1)
Pengujian Ketahanan pada tegangan VW
selama t menit
2)
Pengujian Lompatan dengan tegangan lompatan VF
3)
Pengujian Kegagalan dengan tegangan gagal VB
Pengujian non destruktif
adalah pengujian yang tidak merusak bahan. Contohnya Uji tahanan isolasi,
faktor rugi-rugi dielektrik, korona, konduktivitas, medan elektrik, dan
lain-lain.
Ø Pengujian ketahanan (withstand test) :
tegangan tertentu diterapkan selama waktu yang ditentukan, bila tidak terjadi
lompatan (spark over), maka pengujian memuaskan.
Ø Pengujian pelepasan (discharge test) :
tegangan dinaikkan sehingga terjadi pelepasan pada benda yang diuji. Pengujian
dilakukan dalam suasana kering dan suasana basah.
Ø Pengujian kegagalan (breakdown test) :
tegangan dinaikkan sampai terjadi kegagalan pada benda uji.
Berdasarkan
jenis tegangannya, pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi dua jenis, pengujian
tegangan tinggi AC dan pengujian tegangan tinggi DC.
4.1
Pengujian dengan Tegangan Tinggi AC
source : careerthesaurus.com |
Untuk tegangan AC, dibedakan
berdasarkan frekuensi tinggi atau rendah. Pengujian
tegangan tinggi AC frekuensi rendah dilakukan untuk menyelidiki apakah peralatan
listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat menahan tegangan
yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu yang terbatas. Hal ini dilakukan
karena tidak selamanya tegangan yang diberikan ke peralatan tersebut stabil.
Ada kalanya tegangan yang diberikan melebihi batas nominalnya karena putusnya
kawat saluran atau hal lainnya.
Sedangkan, pengujian tegangan tinggi AC frekuensi tinggi dilakukan untuk
berbagai menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara,
dan lain-lain) pada isolator, terutama isolator porselen. Tegangan tinggi ini
memungkinkan adanya lompatan api pada isolator tersebut. Frekuensi tinggi
memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit isolator yang diuji. Apabila
isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan mekanis, maka arus akan merambat
melalui permukaan isolator. Apabila isolator yang diuji mengalami kerusakan
mekanis, tidak akan terlihat percikan api pada bagian kulit karena arus
merambat melalui bagian dalam isolator yang mengalami keretakan (adanya rongga
udara).
Dalam hal penerapan tegangan AC pada
suatu isolasi, arus yang besar akan mengalir yang tinggal konstan sebagai arus
bolak-balik mengisi dan membuang pada isolasi. Pengaruh dari arus absorpsi
dielektrik tetap tinggi karena medan dielektrik tidak pernah menjadi penuh
sehubungan dengan polaritas dari arus yang terbalik pada setiap setengah
siklus. Bilaman suatu tegangan AC diterapkan ke suatu isolasi, arus yang
ditarik oleh isolasi adalah berhubungan dengan pengisian kapasitansi, absorpsi
dielektrik, arus bocor kontinyu, dan korona.
A. Arus
Pengisian Kapasitansi
Di dalam hal tegangan AC, arus ini
adalah konstan dan merupakan fungsi tegangan, konstanta dielektrik dari bahan
isolasi, dan geometri dari isolasi.
B. Arus
Absorpsi Dielektrik
Bilamana medan listrik ditempatkan
memotong suatu isolasi, molekul – molekul dipole berusaha untuk membuat segaris
sesuai medan. Karena molekul – molekul pada medan AC secara kontinyu berbalik
dan tidak pernah benar – benar segaris, energi yang diperlukan merupakan fungsi
dari bahan, kontaminasi, dan frekwensi listrik, dan tidak tergantung waktu.
C. Arus Bocor
(Konduktivitas)
Semua bahan – bahan isolasi akan
menghantar arus. Jika tegangan dinaikkan di atas tingkat tertentu, elektron
akan memukul elektron yang menyebabkan arus lewat melalui isolasi. Kondisi ini
merupakan fungsi dari bahan, kontaminasi, dan temperatur. Kelebihan
konduktivitas akan membangkitkan panas yang menyebabkan isolasi gagal secara
bertahap.
D. Korona (Arus
Ionisasi)
Korona adalah proses dimana molekul
– molekul netral udara terlepas membentuk muatan ion – ion positif dan negatif.
Hal ini terjadi sehubungan dengan adanya stress yang berlebihan dari void udara
di dalam isolasi. Udara kosong pada isolasi minyak atau isolasi padat kemungkinan
karena kerusakan akibat panas atau stress fisik, proses pembuatan yang kurang
baik, kesalahan instalasi, atau pengoperasian yang tidak benar.
Adapun pokok-pokok pengujian tegangan
tinggi ac pada peralatan tegangan tinggi meliputi:
1)
Pengujian Ketahanan dalam udara
Pengujian ketahanan dalam udara diterapkan selama dua menit, dan
spesimen diperiksa apakah terjadi kerusakan atau hal yang abnormal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengujian yang benar-benar perlu diperhatikan adalah :
a.
Tekanan udara
b.
Suhu (udara kering atau basah)
c.
Kelembaban udara
2)
Pengujian Ketahanan dalam minyak atau
air
Untuk pengujian ketahanan dalam minyak harus dipastikan
bahwa minyak yang dipakai mempunyai ketahanan lebih dari 20 kV bila dipakai
sela standar. tegangan dinaikkan secara bebas sampai kira-kira 75 % dari
tegangan yang ditentukan, lalu dinaikkan sampai tegangan 100 % dari tegangan
ketahanan tersebut dengan kecepatan 1 kV/detik bila tegangan tersebut besarnya
100 kV atau kurang, atau kira-kira 1 % dari tegangan ketahanan perdetik untuk
tegangan lebih dari 100 kV. tegangan tesebut diterapkan selama satu menit, dan
spesimen diperiksa kembali.
Pengujian suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan
udara pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan menghantarkan listrik maka tegangan
pelepasan dari alat-alat listrik yang dipasang di luar menjadi berkurang pada
waktu alat-alat tersebut basah karena hujan. Alat pengujian basah mempunyai kontruksi khusus dengan
pipa-pipa mendatar yang diberi lubang-lubang (nozzles) guna memancarkan air
yang digerakkan oleh sebuah pompa. Lubang-lubang itu dapat diatur besarnya
sehingga kwantitas air yang disiramkan pada benda yang akan diuji tertentu.
Rangkaian pipa mendatar dapat digerakkan menurut sebuah busur sehingga sudut penyiramannya
(µ) dapat diatur pula. Tegangan lompatan
api basah dipengaruhi oleh sejumlah penyiraman permenit, resistivitas air dan
sudut penyiraman.
3)
Pengujian ketahanan untuk tiap isolator
Cara pengujian tiap lapisan adalah, pada tiap lapisan
diterapkan 90% tegangan lompatan api yang berupa tegangan AC selama dua menit.
Hasil Pengujian adalah bila tegangan yang diterapkan melampaui ketahanan
isolasi maka akan terjadi kerusakan pada isolasi.
4)
Pengujian lompatan (bunga api) dalam
suasana kering
Tegangan lompatan api dari sebuah isolator sangat dipengaruhi oleh
bentuk elektroda dan benda yang ada disekelilingnya. Oleh sebab itu pada waktu
pengujian elektroda dan benda yang mengelilinginya harus diatur sedemikian rupa
sehingga keadaan yang sebenarnya ditirukan.
Tegangan pengujian dinaikkan secara bebas sampai harga 75% dari tegangan
lompatan api yang diharapkan, sesudah itu tegangan dinaikkan sampai lompatan
api terjadi dengan kecepatan 1000 volt perdetik Tegangan lompatan didefinisikan
sebagai harga rata-rata dari lima harga lompatan yang diukur dengan batas
antara 15detik sampai 5 menit.
5)
Pengujian
lompatan (bunga api) dalam suasana basah (humidity tinggi)
Tujuan dari pengujian
lompatan api basah adalah untuk mengetahui tegangan tembus isolator dalam
keadaan hujan. Sedangkan cara pengujian adalah isolator diberi tegangan uji
yang berupa tegangan AC. Tegangan pengujian dapat dinaikkan secara bebas sampai
mencapai harga 75% dari tegangan lompatan api yang diharapkan;sesudah itu
tegangan dinaikkan sampai lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt per
detik. Pada waktu dilakukan pengujian dilakukan penyiraman pada isolator secara
standar sehingga mewakili kondisi hujan.Hasil Pengujian adalah terjadinya
lompatan listrik pada saat tegangan tertentu.
6)
Pengujian
tembus atau breakdown
Tegangan dinaikkan
sampai tegangan lompatan standar dalam keadaan kering secara bebas, lalu
dinaikkan sampai terjadi penembusan (puncture) dengan kecepatan 4 kV/detik.
Tegangan tembus sangat dipengaruhi oleh kecepatan menaikkan tegangan.
sangat bermanfaat. terimakasih
ReplyDelete